Halo teman-teman internet semoga sehat selalu ya. Pertama-tama saya akan bercerita hal yang sangat buruk dari provider telkomsel dan sesuai judul adalah pengalaman buruk menggunakan kartu telkomsel yang tidak mengenakan pengguna kartu sim berikut ini.
Satu kata saya adalah pengguna kartu SIM telkomsel sejak saya lahir di berikan oleh orangtua saya. dengan nomor dari provider telkomsel sendiri atau Tsel tersebut. Dan mari kita mulai pengalaman buruk dengan perusahan telkomsel berikut ini.
Telkomsel Tidak Korporatif
Ingat dunia internet semakin kejam dan terus berkembang, dimana kita selalu bisa terhubung di dunia internet benar bukan ? lalu semua instansi diwajibkan terus berkembang benar?
Namun untuk telkomsel kali ini sangat tidak korporatif, dimana kita sudah memakai kartu tersebut sudah lama sekali. Namun kartu tidak bisa diperbaiki. Saya garis bawahi. Kartu dimana rusak tidak bisa diperbaiki lagi bukan hilang atau dicuri. Artinya saya masih memiliki bukti fisik sim card atau kartu ini yang masih saya pegang.
Note: Saya tidak perlu memberikan fakta berupa data, saya yakin ini adalah pengalaman benar-benar bukan di rekayasa.
Alasan telkomsel lebih tepatnya karyawan grapari adalah; kartu sudah lama tidak aktif kak, kartu sudah tidak bisa di aktifin kembali kak, kartu tidak terdaftar menggunakan KTP kakak dan masih banyak alasan lainnya, kartu tidak pernah menghubungi nomor tersebut kak.
Saya jabarkan seluruh alasan telkomsel tersebut dimana ini mungkin bisa jadi masukan kepada perusahan besar tersebut.
Masukan pertama, jika kartu sudah lama tidak aktif maka seharusnya pihak telkomsel lebih korporatif untuk membuat kebijakan dimana kartu yang tidak pernah mengisi pulsa harus lebih lama lagi misalkan 1 tahun atau bisa 2 tahun. Kenapa harus tiba-tiba mematikan kartu tersebut ? kartu tersebut sudah membayar pajak kepada perusahan selama bertahun-tahun. Kartu tersebut adalah kartu lama.
Jika tidak bisa di aktifin, itu adalah alasan karyawan yang sangat lemah. Saya sangat tidak suka jika saya tidak menerima kebaikan sedikitpun sehingga saya harus memposting pengalaman saya ini.
Masukan kedua adalah jika kartu tidak bisa di aktifin, kenapa harus menyuruh mengisi pulsa ke kartu tersebut ? apakah saya harus mati-matian untuk mengaktifkan kartu tersebut agar bukti autentik kartu tersebut adalah milik saya? saya memberikan masukan bahwa bukti autentik nomor terhubung ke google juga sudah menjamin bahwa nomor tersebut adalah benar milik orang tersebut. Dan atau perusahan telkomsel meminta bukti video atau screenshoot nomor tersebut terhubung ke media sosial lainnya. Saya rasa tidak perlu se ribet itu apalagi dunia internet sudah semakin berkembang. Tidak perlu takut bahwa nomor tersebut bukan milik orang itu.
Masukan ketiga adalah jika kartu tidak terhubung ke KTP orang tersebut, kenapa masih membuka gerai atau menjual kartu yang dimana sudah terpasang paket internet dan sudah terdaftar atau sering kita dengar ini sudah di registrasi kak? saya ingat pasti bahwa masukan ketiga ini adalah KTP juga masih sering di salah gunakan bahkan tingkat korporatif untuk membantu pengguna kartu tersebut sangat minim. Lucu bukan pihak telkomsel tidak menerima masukan seperti diatas, ada banyak hal yang bisa menunjukkan bahwa benar dia pengguna kartu tersebut. Kebijakan telkomsel yang dimana pengisian pulsa selama 3 bulan sangat jadul apalagi kita sudah ingat bahwa kita sudah jarang mengisi pulsa. Seharusnya pengisian 6 bulan atau 7 bulan harus berlaku. Di ingat bahwa kita sudah memiliki whatsapp untuk terhubung lewat suara atau video. Telkomsel tidak mau kalah, pengguna diwajibkan untuk mengisi pulsa loh. Bahaya sekali.
Masukan keempat adalah pihak telkomsel harus korporatif dan tidak jadul, misalkan seperti meminta pengguna kartu tersebut untuk membuat video atau screenshoot bukti kartu tersebut terhubung ke media sosial penting. Dan atau pihak telkomsel harus mengubah kebijakan 3 bulan aktivitas terakhir menjadi 1 atau 2 tahun. Tindakan kejahatan sebenarnya bukan karena jangka panjang atau jangka pendek diingat bahwa kartu marak di perjual beli di gerai yang sudah aktif dan sudah di registrasi loh. Harus lebih berbenah lagi.
Sampai Sekarang Kartu Tidak Aktif
Saya masih bingung untuk mengaktifkan kartu yang rusak, ingat ini adalah kartu rusak bukan kartu yang hilang loh. Nomor tersebut adalah 0813-6013-5512 sampai saat ini belum ada konfirmasi oleh pihak telkomsel. Begitu juga nomor saya yang lainnya di 0822-8858-0025 yang dimana saya memiliki transaksi di tokopedia atau shopee.
Saya membawa kartu tersebut ke grapari telkomsel dan bukan ke kantor Axis atau Smartfren loh, dimana saya membawa kartu tersebut dan meminta untuk mengaktifkan atau memperbaiki kartu tersebut namun karyawan grapari tidak korporatif.
Alamat yang saya datangin adalah Gedung Indihome, Jl. W. R. Supratman, Proklamasi, Kec. Siantar Bar., Kota Pematang Siantar, Sumatera Utara 21146 via Google Map Grapari Telkom Group Pematang Siantar. Sangat tidak menguntungkan pengguna provider telkomsel. Buruk sekali.
Jika pihak telkomsel meminta bukti lain sesuai perkembangan jaman, misalkan nomor ini terhubung ke akun media apa saja dan sebagainya. Atau transaksi via online seperti tokopedia/shopee dan lainnya. Saya siap menyertakan bukti tersebut. Sampai saat ini kartu tidak juga di perbaiki dan saya diamkan di rumah dikarenakan rusak.
Rugi Menggunakan Kartu Telkomsel
Sudah bertahun-tahun menggunakan kartu telkomsel tepat di tahun 2021 saya sangat dirugikan sekali dikarenakan kartu tersebut sangat penting sekali. Tidak paham dengan kebijakan telkomsel pasti dirasakan semua masyarakat Indonesia. Benar? tentunya saya sangat kesal menggunakan provider telkomsel.
Ajak Kelurga Kalian Memakai Provider Lain
Sampai saat ini belum ada konfirmasi pihak telkomsel untuk mengaktifkan kartu-kartu saya yang tidak aktif tersebut, saya menyarankan kalian memakain provider lainnya seperti; Axis XL - Indosat - Smartfren lebih luas. Kenapa kalian masih menggunakan provider mahal dan cepat ? kalau sekarang sudah ada Whatsapp atau Telegram untuk terhubung ke keluarga kalian?
Maka pikir kembali menggunakan telkomsel ya
No comments:
Post a Comment